MACAM-MACAM MODEL
PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalam buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce,1992:
4).
Adapun Soekamto (dalam Nurulwati,2000: 10 ) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Arends (1997: 7) menyatakan “Istilah model
pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk
tujuannya,sintaksnya, lingkungannya, dan system pengelolaannya.
”Model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus, di antaranya:
1.
Rasional teoretik logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya.
2.
Landasan pemikiran tentang apa dan
bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan di capai).
3.
Tingkah laku mengajar
yang di perlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4.
Lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itudapat tercapai
Selain
ciri-ciri khusus pada suatu model
pembelajaran menurut Nieveen (1999), suatu model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1.
Valid : Aspek
validitas dikaitkan dengan dua hal yaitu:
(1). Apakah
model yang dikembangkan didasarkan pada rasional teoritik yang kuat?
(2). Apakah
terdapat konsistensi internal?
2.
Praktis : aspek
kepraktisan hanya dapat dipenuhi jika:
(1). Para ahli
dan praktisi menyatakan bahwa apa yang di kembangkan dapat diterapkan
(2). Kenyataan
menunjukkan bahwa apa ynag di kembangkan dapat diterapkan.
3.
Efektif : Berkaitan
dengan asfek efektifitas ini, Nieveen memberikan parameter sebagai berikut:
(1). Ahli dan
praktisi berdasar pengalamannya menyatakan bahwa model tersebut efektif
(2). Operasional
model tersebut memberikan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
A.
Model Pembelajaran
Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu:
a. Adanya peserta dalam kelompok,
b. Adanya aturan kelompok,
c. Adanya upaya belajar setiap kelompok, dan
d. Adanya tujuan yang harus dicapai dalam kelompok belajar.
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin,
ras, atau suku yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap
kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok
tersebut menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Pembentukan kelompok ini bertujuan untuk
memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif
dalam proses berfikir dan kegiatan belajar.
Sasaran
belajar dari pembelajaran kooperatif ini antara lain untuk mengembangkan aneka
kemampuan sebagai berikut :
1.
Keterampilan
berkomunikasi.
Keterampilan ini pada dasarnya berkenaan
dengan kemampuan menangkap pengertian atau makna dari apa yang di dengar,
dibaca, dilihat,dicium,diraba
atau di lakukan dan kemudian menjelaskan pengertian atau makna hasil tangkapan
dan pengolahan pikiran dengan bahasa atau kata-kata sendiri sehingga di pahami
oleh orang lain.
2.
Inisiatif dan
kreatifitas .
Kemampuan ini pada intinya merupakan
kesediaan atau kesiapan ,kemauan, keberanian untuk
melakukan suatu hal baru atau cara lain dalam menangani suatu pekerjaan atau
memanfaatkan sumber daya atau memecahkan persoalan.
3.
Sinergi atau kejasama .
Sinergi atau kerjasama adalah semangat dan
kesediaan untuk berbuat bersama orang lain secara kelompok dalam menangani
suatu kegiatan yang secara sadar di rancang bersama guna mendapatkan
kemanfaatan sebesar-besarnya.
B.
Model Penelitian
Model penelitian adalah model pembelajaran yang
memusatkan perhatian pada pengembangan proses penalaran ini pada dasarnya
merupakan proses berfikir untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengapa, dan
bagaimana.
Model
penelitian mempunyai sasaran mencari dan menemukan jawaban atas pertanyaan,
menguji hipotesis, atau menemukan sesuatu masalah atau generalisasi atas dasar fenomena yang ada.
Dengan menerapkan model ini siswa akan dapat
mengembangkan kemampuan atau kualitas pribadi seperti rasa ingin tahu
(curiousity), berfikir deduktif (dari teori ke fakta), berfikir induktif (dari
fakta ke teori), berfikir kritis (menguji kecermatan dan kemurnian data atau
informasi), befikir kreatif (mencari hal baru atau alternatif yang lain), berfikir
komperhensif (melihat suatu persoalan secara utuh dan menyeluruh) dan berfikir
hipotesis ( menduga atau memperkirakan sesuatu atas dasar informasi yang ada
dan asumsi atau kepercayaan dasar .
C.
Model Pembelajaran
Langsung
Model pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan
yang di rancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur
dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan bertahap, selangkah demi selangkah.
1. Ciri-ciri Model pembelajaran Langsung
a)
Adanya
tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penelitian
belajar.
b)
Sintaks
atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran;dan
c)
System
pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat be langsung dengan berhasil.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung
a)
Tugas-tugas
perancanaan
Pengajaran
langsung dapat diterapakan dibidang studiapa pun,namun model ini paling sesuai
untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja
sepertimenukis,membaca,matematika,music,dan pendidikan jasmani.
·
Merumuskan
tujuan
·
Memilih
isi
·
Melakukan
analisis tugas
·
Merencanakan
waktu dan ruang
b)
Langkah-langkah pembelajaran model pengajaran langsung
a)
Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa
b)
Persentasi dan demonstrasi
c)
Mencapai kejelasan
d)
Mencapai pemahaman dan penguasaan
e)
Berlatih
f)
Memberikan latihan terbimbing
g)
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
h)
Memberikan kesempatan latihan mandiri.
D.
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Menurut Dewey (dalam Sudjana 2001: 19) : Belajar
berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus degan respons,merupakan
hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan.
1. Ciri-ciri Pembelajaran Berdasarkan Masalah
·
Pengajuan
pertanyaan atau masalah
·
Berfokus pada
keterkaitan antar disiplin
·
Penyelidikan
autentik
·
Menghasilkan produk
dan memamerkan pembelajaran berdasarkan masalah
·
Kolaborasi
2. Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Masalah
a)
Tugas-tugas
perencanaan,di antaranya:
·
Penetapan tujuan
·
Merancang situasi
masalah
·
Organisasi sumber
daya dan rencana logistik.
b)
Tugas interaktif
·
Orientasi siswa
pada masalah
·
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
·
Membantu
penyelidikan mandiri dan kelompok
·
Analisis dan
evaluasi proses pemecahan masalah
c)
Lingkungan belajar
dan tugas-tugas manajement
d)
Asesment dan
evaluasi.
E.
Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS dikembangkan sebagai salah satu
alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan baik. Model pembelajaran ARIAS berisi lima komponen yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran yaitu assurance,
relevance, interest, assessment, dan satisfaction yang dikembangkan berdasarkan
teori-teori belajar.
Komponen-komponen Model pembelajaran ARIAS
·
Komponen pertama model
pembelajaran ARIAS adalah assurance (percaya diri), yaitu berhubungan dengan
sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang berhubungan dengan harapan untuk
berhasil. Seseorang yang memiliki
sikap percaya diri tinggi cenderung akan berhasil bagaimana pun kemampuan yang
ia miliki. Sikap ini mempengaruhi kinerja aktual seseorang, sehingga perbedaan
dalam sikap ini menimbulkan perbedaan dalam kinerja.
·
Komponen kedua model
pembelajaran ARIAS, relevance, yaitu berhubungan dengan kehidupan siswa baik
berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun yang berhubungan
dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. Siswa merasa kegiatan
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi
kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan
dipelajari ada relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang
jelas.
·
Komponen ketiga model
pembelajaran ARIAS, interest, adalah yang berhubungan dengan minat/perhatian
siswa. Menurut Woodruff seperti dikutip oleh Callahan (1966: 23) bahwa
sesungguhnya belajar tidak terjadi tanpa ada minat/perhatian.
·
Komponen keempat model
pembelajaran ARIAS adalah assessment, yaitu yang berhubungan dengan evaluasi
terhadap siswa. Evaluasi merupakan suatu bagian pokok dalam pembelajaran yang
memberikan keuntungan bagi guru dan murid (Lefrancois, 1982: 336). Bagi guru
evaluasi merupakan alat untuk mengetahui apakah yang telah diajarkan sudah
dipahami oleh siswa; untuk memonitor kemajuan siswa sebagai individu maupun
sebagai kelompok; untuk merekam apa yang telah siswa capai, dan untuk membantu
siswa dalam belajar. Bagi siswa, evaluasi merupakan umpan balik tentang
kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong belajar lebih baik dan
meningkatkan motivasi berprestasi (Hopkins dan Antes, 1990:31). Evaluasi
terhadap siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang
telah mereka capai. Apakah siswa telah memiliki kemampuan seperti yang
dinyatakan dalam tujuan pembelajaran (Gagne dan Briggs, 1979:157).
·
Komponen
kelima model pembelajaran ARIAS adalah satisfaction yaitu yang berhubungan
dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai. Dalam teori belajar
satisfaction adalah reinforcement (penguatan). Siswa yang telah berhasil
mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan
tersebut. Keberhasilan dan kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut
untuk mencapai keberhasilan berikutnya (Gagne dan Driscoll, 1988: 70).
F.
Model Lesson Study
Lesson
Study adalah suatu metode yang dikembankan di Jepang yang dalam bahasa
Jepangnya disebut
Jugyo ken kyuu. Istilah lesson study sendiri diciptakan
oleh Makoto Yoshida.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Lesson Study merupakan suatu proses dalam mengembangkan profesionalitas guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki/ menguji praktik mengajar mereka agar menjadi lebih efektif.
Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Sejumlah guru bekerjasama dalam suatu
kelompok. Kerjasama ini meliputi:
a.
Perencanaan.
b.
Praktek mengajar.
c.
Observasi.
d.
Refleksi/ kritikan terhadap pembelajaran.
2. Salah satu guru dalam kelompok tersebut
melakukan tahap perencanaan yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang
dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
3. Guru yang telah membuat rencana pembelajaran
pada (2) kemudian mengajar di kelas sesungguhnya. Berarti tahap praktek
mengajar terlaksana.
4. Guru-guru lain dalam kelompok tersebut
mengamati proses pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang
telah dibuat. Berarti tahap observasi terlalui.
5. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang
telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung. Tahap ini merupakan tahap refleksi. Dalam
tahap ini juga didiskusikan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran
berikutnya.
6. Hasil pada (5) selanjutnya diimplementasikan
pada kelas/ pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke (2).
Adapun
kelebihan metode lesson study sebagai berikut:
- Dapat diterapkan di setiap bidang mulai seni,
bahasa, sampai matematika dan olahraga dan pada setiap tingkatan kelas.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda