TEORI-TEORI
BELAJAR
YANG MELANDASI MODEL PEMBELAJARAN
YANG MELANDASI MODEL PEMBELAJARAN
Teori
belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya
belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan
suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih
meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.
1.
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (construktivist theoris of learning). Teori konstruktivis ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
konpleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya
apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Menurut teori konstruktivis ini, suatu prinsip yang
paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan
di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide
mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan
strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga
yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri
yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002: 8).
2.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut teori piaget, setiap individu pada saat tubuh
mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami
empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif
tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut
Tabel 2.2.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap
|
Perkiraan Usia
|
Kemampuan-Kemampuan
Utama
|
Sensorimotor
Proaperasional
Operasi
konkrit
Operasi
formal
|
Lahir sampai 2 tahun
2 sampai 7 tahun
7 sampai 11 tahun
11 tahun sampai dewasa
|
Terbentuknya
konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif
keprilakuan yang mengarah kepada tujuan.
Perkembangan
kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia.
Pemikiran masih egosintris dan sentrasi
Perbaikan
dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru
termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi
sentrasi tapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh
keegosentrisan.
Pemikiran
abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat
dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis
|
Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada
seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berintraksi dengan
lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam model pembelajaran
dari teori piaget.
a.
Memusatkan
perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya.
b.
Memperhatikan
peranan plik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
c.
Memaklumi akan
adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan.
Implikasinya
dalam proses pembelajaran adalah pada saat guru memperkenalkan informasi yang
melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk
menemukan ide-ide dengan menggunakan pola berpikir formal.
3.
Metode Pelajaran Jhon Dewey
Menurut Jhon Dewey metode reflektif dalam memecahkan
masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati,yang dilandasi proses
berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah.
a.
Siswa mengenali
masalh, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
b.
Selanjutnya
siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang
dihadapinya.
c.
Lalu dia
menghubungkan uraian-uraian hasil analisanya itu atau satu sama lain, dan
mengumpulkan berbagi kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam
bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
d.
Kemudian ia
menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
e.
Selanjutnya ia
mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya
terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul tidaknya pemecahan masalah itu.
Bilamana pemecahan masalah itu salah satu kurang tepat, maka akan dicobanya
kemungkinan lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan
masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.
Dengan
demikian jelas betapa pentingnya makna bekerja, karena bekerja memberikan
pengalaman dan pengalaman memimpin orang berpikir sehingga dapat bertindak bijaksana
dan benar. Pengalaman itu mempengaruhi budi perkerti. Ada pengalaman postif dan
ada pengalaman negatif. Pengalaman yang positif adalah pengalaman yang benar,
pengalam negatif adalah pengalaman yang salah, merugiakan atau menghambat
kehidupan dan tak perlu dipakai lagi.
4.
Teori Pemrosesan Informasi
Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan
sebagai transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon).
a.
Pentingnya
Pengetahuan Awal
Pengetahuan awal (prior knowledge) adalah sekumpulan
pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang pengalaman hidup
mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar baru (Nur 2000:
11)
b.
Register
Penginderaan
Register Pengindraan menerima sejumlah besar
informasi dari indra (penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan pengecap).
Register pengindraan ini, mengalami pemrosesan awal melalui:
1.
Persepsi, suatu
interpretasi seseorang terhadap rangsangan. Persepsi dipengaruhi oleh status
mental, pengalaman masa lalu, dan motivasi.
2.
Psikologi
Gestalt, suatu persepsi yang dipandang secara keseluruhan dari satu sensasi
yang memiliki makna yang lebih dari bagian-bagian sensasi itu. Prisnsip ini
mengilustrasikan denga persepsi prinsip closure
(melengkapi) sehingga persepsi menjadi sederhana dan logis.
3.
Perhatian,
merupakan suatu sumber daya terbatas. Cata untuk memperoleh perhatian siswa
dengan menggunakan isyarat ucapan (mengeraskan), pengulangan, atau mengatur
posisi untuk mengkomunikasikan pesan penting.
Seluruh informasi yang masuk, sebagian
kecil yang dismpan oleh otak untuk selanjutnya diteruskan ke memori jangka
pendek, sedangkan selebihnya hilang dari sistem.
c.
Memori Jangka
Pendek
Sistem penyimpanan
jangka pendek, dalam jumlah yang terbatas dan dalam waktu yang terbatas
(beberapa detik). Proses mempertahankan suatu butir informasi dalam memori
jangka pendek dengan cara mengulang-ulang, menghapal (rehearshal).
d.
Memori Jangka
Panjang
Memori jangka panjang adalah tempat dimana
pengetahuan disimpan secara permanen untuk dipanggil lagi kemudian, apabila
ingin digunakan (Arends, 1997: 251). Memori jangka panjang menjadi tiga bagian,
yaitu:
1.
Memori episodik,
adalah memori yang menyimpan gambaran atau bayangan mental yang dilihat atau
didengar dari pengalaman-pengalaman pribadi.
2.
Memori smantik,
menyimpan fakta-fakta pengetahuan umum atau generalisasi informasi yang
diketahui; konsep, prinsip, atau aturan dan bagaimana menggunakannya, serta
keterampilan memcahkan masalah.
3.
Memori
prosedural, kemampuan untuk mengingat bagaimana melakukan sesuatu, khususnya
tugas-tugas fisik.
Memori jangka panjang ini dapat
diperkuat dengan beberapa cara:
a.
Tingkat
pemrosesan semakin menarik perhatian secara detail suatu stimulus, maka semakin
banyak pemrosesan mental yang harus dilakukan terhadap stimulus sehingga
semakin banyak mengingat stimulus itu.
b.
Kode ganda,
informasi yang disajikan baik secara visual maupun verbal diingat lebih baik
dari pada informasi yang hanya disajikan dengan salah satu cara.
c.
Pemrosesan
transfer-cocok,memori lebih kuat dan bertambah lebih lama jika kondisi kerjanya
serupa dengan kondisi saat informasi itu dipelajari. Kekuatan dan keawetan
memori tidak hanya tergantung pada kedalaman pemrosesan, tetapi juga kesamaan
antara kondisi materi itu dipelajari dan kondisi-kondisi materi itu diperlukan.
5.
Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah
belajar bemakna.Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi
baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif sesorang
(Dahar, 1988: 137). Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah
apa yang telah diketahui siswa.
6.
Teori Penemuan Jerome Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat
berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan
(discovery learning). Berusaha
sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar, 1988: 125).
7.
Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa
membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri
melalui bahasa. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika
anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun
tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of
proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas
daerah perkembangan seseorang saat ini.
Satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah scaffholding yakni pemberian bantuan
kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan
tersebut dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Silahkan masukkan komentar anda