BLOGGER INDONESIA BLOGGER INDONESIA Pembelajaran Inovatif: Teori-teori Belajar

Kamis, 01 Agustus 2013

Teori-teori Belajar



TEORI-TEORI BELAJAR 
YANG MELANDASI MODEL PEMBELAJARAN

            Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa itu. Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.
1.      Teori Belajar Konstruktivisme
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivis (construktivist theoris of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi konpleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Menurut teori konstruktivis ini, suatu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002: 8).
2.      Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Menurut teori piaget, setiap individu pada saat tubuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut

Tabel 2.2.
Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap
Perkiraan Usia
Kemampuan-Kemampuan Utama
Sensorimotor



Proaperasional




Operasi konkrit






Operasi formal
Lahir sampai 2 tahun



2 sampai 7 tahun




7 sampai 11 tahun






11 tahun sampai dewasa
Terbentuknya konsep “kepermanenan obyek” dan kemajuan gradual dari prilaku refleksif keprilakuan yang mengarah kepada tujuan.

Perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan obyek-obyek dunia. Pemikiran masih egosintris dan sentrasi

Perbaikan dalam kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk penggunaan operasi-operasi yang dapat balik. Pemikiran tidak lagi sentrasi tapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh keegosentrisan.

Pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan. Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis

            Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berintraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam model pembelajaran dari teori piaget.
a.       Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya.
b.      Memperhatikan peranan plik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
c.       Memaklumi akan adanya perbedaan individu dalam hal kemajuan perkembangan.

Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah pada saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola berpikir formal.
3.      Metode Pelajaran Jhon Dewey
Menurut Jhon Dewey metode reflektif dalam memecahkan masalah, yaitu suatu proses berpikir aktif, hati-hati,yang dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan-kesimpulan yang definitif melalui lima langkah.
a.       Siswa mengenali masalh, masalah itu datang dari luar diri siswa itu sendiri.
b.      Selanjutnya siswa akan menyelidiki dan menganalisa kesulitannya dan menentukan masalah yang dihadapinya.
c.       Lalu dia menghubungkan uraian-uraian hasil analisanya itu atau satu sama lain, dan mengumpulkan berbagi kemungkinan guna memecahkan masalah tersebut. Dalam bertindak ia dipimpin oleh pengalamannya sendiri.
d.      Kemudian ia menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dengan akibatnya masing-masing.
e.       Selanjutnya ia mencoba mempraktekkan salah satu kemungkinan pemecahan yang dipandangnya terbaik. Hasilnya akan membuktikan betul tidaknya pemecahan masalah itu. Bilamana pemecahan masalah itu salah satu kurang tepat, maka akan dicobanya kemungkinan lain sampai ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Pemecahan masalah itulah yang benar, yaitu yang berguna untuk hidup.
Dengan demikian jelas betapa pentingnya makna bekerja, karena bekerja memberikan pengalaman dan pengalaman memimpin orang berpikir sehingga dapat bertindak bijaksana dan benar. Pengalaman itu mempengaruhi budi perkerti. Ada pengalaman postif dan ada pengalaman negatif. Pengalaman yang positif adalah pengalaman yang benar, pengalam negatif adalah pengalaman yang salah, merugiakan atau menghambat kehidupan dan tak perlu dipakai lagi.
4.      Teori Pemrosesan Informasi
Teori ini menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respon).
a.       Pentingnya Pengetahuan Awal
Pengetahuan awal (prior knowledge) adalah sekumpulan pengetahuan dan pengalaman individu yang diperoleh sepanjang pengalaman hidup mereka, dan apa yang ia bawa kepada suatu pengalaman belajar baru (Nur 2000: 11)
b.      Register Penginderaan
Register Pengindraan menerima sejumlah besar informasi dari indra (penglihatan, pendengaran, peraba, pembau, dan pengecap). Register pengindraan ini, mengalami pemrosesan awal melalui:
1.      Persepsi, suatu interpretasi seseorang terhadap rangsangan. Persepsi dipengaruhi oleh status mental, pengalaman masa lalu, dan motivasi.
2.      Psikologi Gestalt, suatu persepsi yang dipandang secara keseluruhan dari satu sensasi yang memiliki makna yang lebih dari bagian-bagian sensasi itu. Prisnsip ini mengilustrasikan denga persepsi prinsip closure (melengkapi) sehingga persepsi menjadi sederhana dan logis.
3.      Perhatian, merupakan suatu sumber daya terbatas. Cata untuk memperoleh perhatian siswa dengan menggunakan isyarat ucapan (mengeraskan), pengulangan, atau mengatur posisi untuk mengkomunikasikan pesan penting.
Seluruh informasi yang masuk, sebagian kecil yang dismpan oleh otak untuk selanjutnya diteruskan ke memori jangka pendek, sedangkan selebihnya hilang dari sistem.
c.       Memori Jangka Pendek
Sistem penyimpanan jangka pendek, dalam jumlah yang terbatas dan dalam waktu yang terbatas (beberapa detik). Proses mempertahankan suatu butir informasi dalam memori jangka pendek dengan cara mengulang-ulang, menghapal (rehearshal).
d.      Memori Jangka Panjang
Memori jangka panjang adalah tempat dimana pengetahuan disimpan secara permanen untuk dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan (Arends, 1997: 251). Memori jangka panjang menjadi tiga bagian, yaitu:
1.      Memori episodik, adalah memori yang menyimpan gambaran atau bayangan mental yang dilihat atau didengar dari pengalaman-pengalaman pribadi.
2.      Memori smantik, menyimpan fakta-fakta pengetahuan umum atau generalisasi informasi yang diketahui; konsep, prinsip, atau aturan dan bagaimana menggunakannya, serta keterampilan memcahkan masalah.
3.      Memori prosedural, kemampuan untuk mengingat bagaimana melakukan sesuatu, khususnya tugas-tugas fisik.
Memori jangka panjang ini dapat diperkuat dengan beberapa cara:
a.       Tingkat pemrosesan semakin menarik perhatian secara detail suatu stimulus, maka semakin banyak pemrosesan mental yang harus dilakukan terhadap stimulus sehingga semakin banyak mengingat stimulus itu.
b.      Kode ganda, informasi yang disajikan baik secara visual maupun verbal diingat lebih baik dari pada informasi yang hanya disajikan dengan salah satu cara.
c.       Pemrosesan transfer-cocok,memori lebih kuat dan bertambah lebih lama jika kondisi kerjanya serupa dengan kondisi saat informasi itu dipelajari. Kekuatan dan keawetan memori tidak hanya tergantung pada kedalaman pemrosesan, tetapi juga kesamaan antara kondisi materi itu dipelajari dan kondisi-kondisi materi itu diperlukan.
5.      Teori Belajar Bermakna David Ausubel
Inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bemakna.Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif sesorang (Dahar, 1988: 137). Faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.
6.      Teori Penemuan Jerome Bruner
Salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh ialah model dari Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar, 1988: 125).
7.      Teori Pembelajaran Sosial Vygotsky
Vygotsky berpendapat seperti Piaget, bahwa siswa membentuk pengetahuan sebagai hasil dari pikiran dan kegiatan siswa sendiri melalui bahasa. Menurut Vygotsky bahwa proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini.
Satu lagi ide penting dari Vygotsky adalah scaffholding yakni pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan pada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Silahkan masukkan komentar anda

Pingates